Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.[1]
Secara umum kurikulum play group Alvi Hidayah Mojokrapak Tembelang Jombang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan anak usia dini departemen pendidikan nasional yang meliputi :
1. Landasan Hukum
a. Landasan Yuridis
1. Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
2. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
3. Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa “(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”
b. Landasan Filosofis
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan.
Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah pancasila yang didasarkan pada semangat Bhineka Tunggal Ika diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan kewajibannya untuk bisa hidup berdampingan, tolong menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat.
Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.
c. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dinii didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock, ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Teyler mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.
Jean Piaget mengemukakan tentang bagaimana anak belajar: “Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.” Sementara Lev Vigostsky meyakini bahwa : pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko-matematik, kecerdasan visual – spasial, kecerdasan musik.
Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan.
2. Visi, Misi
a. Visi
Mencetak anak yang sholih dan sholihah dan berakhlak mulia dengan berpedoman pada nilai-nilai agama
b. Misi
- Melatih kemandirian anak
- Mengembangkan potensi anak didik
- Membiasakan anak didik untuk hidup Islami
3. Tujuan
- Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
- Sedangkan secara khusus kegiatan pendidikan anak usia dini adalah :
a. anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.
b. anak mampu mengelola ketrampilan tubuh, termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (pancaindra)
c. anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif dan bermanfaat untuk berfikir dan belajar.
d. anak mampu berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
e. anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
f. anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif.
4. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan anak usia dini pada usia 0-3 tahun meliputi :
a. Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri)
b. Pengenalan perasaan (perkembangan emosi)
c. Pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial)
d. Pengenalan berbagai gerak (perkembangan fisik)
e. Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa)
f. Ketrampilan berfikir (perkembangan kognitif)
Sedangkan pada usia 4-6 meliputi :
a. Keaksaraan mencakup : peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan.
b. Konsep matematika mencakup : pengenalan angka-angka dan berhitung
c. Pengetahuan alam, lebih menekankan pada obyek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungannya.
d. Pengetahuan sosial yang mencakup hidup orang banyak, berinteraksi dengan yang lain, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar. Diluar rumah ada taman, halaman, dan lain sebagainya.
e. Seni yang mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis.
f. Teknologi, mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.
g. Ketrampilan proses yang mencakup pengamatan dan eksplorasi, eksperimen dan pemecahan masalah.
Adapun struktur kurikulum Paly Group Alvi Hidayah Mojokrapak Tembelang Jombang untuk usia 2-3 tahun adalah adalah sebagai berikut :
No. | Tema | Alokasi Waktu | Kompetensi dasar |
1. | Mengenali diri sendiri
(aku dan panca indra) |
Tiga minggu |
|
2. | Lingkunganku
(keluargaku, rumah, sekolah dan tempat – tempat yang berada di sekitarnya) |
Empat minggu |
|
3. | Kebutuhanku
(makanan, minuman, pakaian, kesehatan kebersihan dan keamanan) |
Empat minggu |
|
4. | Binatang | Tiga minggu |
|
5 | Tanaman
(bunga, buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, tanaman yang ada di sawah) |
Tiga minggu |
|
6. | Rekreasi
(kendaraan, pesisir dan pegunungan serta tempat-tempat bermain anak-anak) |
Empat minggu |
|
7. | Pekerjaan
|
Tiga minggu |
|
8. | Air, udara dan api | Dua minggu |
|
Sedangkan struktur kurikulum Paly Group Alvi Hidayah untuk usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut
1. | Alat komunikasi dan media elektronika | Dua minggu |
|
2. | Tanah airku
(negaraku, kehidupan di kota dan di desa) |
Tiga minggu |
|
3. | Alam semesta
(matahari, bulan, bintang, bumi dan langit) |
Tiga minggu |
|
4. | Keaksaraan
(peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan) |
Tiga minggu |
|
5. | Konsep matematika
(pengenalan angka-angka dan berhitung) |
Empat minggu |
|
6. | Seni
(senam, musik, bermain peran, mewarnai dan melukis) |
Empat minggu |
|
7. | Teknologi | Empat minggu |
|
[1] S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 5.
Terimakasih atas sharingnya ini, semoga Allah YME memberikan pahala yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah berperan sehingga artikel ini dapat berguna bagi kita semua. Amin ya Rabbal alamiin
amien mudah-mudahan semua yang mendo’akan selalu dapat limpahanNya