Pendekatan pemebelajaran di play group Alvi Hidayah menggunakan pendekatan beyond centers and circle time (BCCT) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pendekatan sentra dan lingkaran, yaitu suatu pendekatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan mengguakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main dan pijakan setelah main.[1]

Yang dimaksud pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.

Sedangkan sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main, yaitu main sensomotor atau fungsional, main peran dan main pembangunan.

Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberi pijakan pada anak yang dilakukan sebelum dan sesudan main.

Pendekatan BCCT ini mendasarkan pada asumsi bahwa anak belajar melalui bermain dengan benda-benda dan orang-orang di sekitarnya. Selain itu pendekatan ini juga mendasarkan kegiatan bermain sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Pembelajaran dengan pendekatan BCCT ini untuk mengoptimalkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Ada sembilan sentra yang dikembangkan yaitu : sentra agama, sentra persiapan 1-2-3 (matematika), sentra persiapan A-B-C (bahasa), sentra seni, sentra bahan alam (sains) , sentra bermain peran, sentra balok, sentra permainan dan sentra bahasa Inggris.

1.       Sentra permainan

  • Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan motorik kasar (gross motor) anak usia dini.
  • Kegiatan bermain dilakukan untuk melatih: kelenturan, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kekuatan anak, dengan melalui kegiatan:
  1. melempar, menangkap, memantulkan dan menendang bola atau kantong bijian (koordinasi)
  2. berjalan maju, mundur, ke samping dan di atas papan titian, berdiri satu kaki serta engklek (keseimbangan)
  3. memanjat, berlari, merayap dan merangkak (kekuatan)  ritmik (kelincahan)

2.       Sentra balok

  • Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan visual spasial dan matematika anak usia dini.
  • Kegiatan bermain balok yang dilakukan anak dapat mengembangkan :
  1. Kognitif : klasifikasi, arah, urutan, perbandingan, simbol, berfikir divergen dan logis
  2. Matematika : area, ukuran, ruang, bentuk, angka, peta, pola, estimasi, penambahan dan seriasi
  3. Sains : berat, tinggi, gaya gravitasi, simetri keseimbangan, tekstur, sebab akibat, visual spasial, mesin sederhana• Keaksaraan : memberi nama, kosa kata, bercerita, struktur kalimat, membuat dan menggunakan tanda, menulis dan membaca buku.
  4. Motorik : koordinasi, persepsi visual, orientasi spasial, motorik halus
  5. Sosial emosi : percaya diri, keberhasilan, inisiatif, kerjasama, negosiasi, kompromi, respon, kepemimpinan, dan ekspresi emosi
  6. Kreativitas : pemecahan masalah, menemukan solusi baru, dan eksplorasi sensori

3.       Sentra bermain peran

  • Tujuannya adalah  mengembangkan kemampuan berbahasa dan bermain peran atau simbolic play anak usia dini.
  • Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain peran yang dapat melatih kemampuan:
  1. mendengar, berbicara, pra-membaca dan pra-menulis (Bahasa)
  2. memerankan suatu peran, menggunakan alat tertentu dan menyusun ide cerita (bermain peran).
  3. percaya diri, keberanian, spontanitas, kerjasama, kompromi, reaksi emosi yang wajar, tenggang rasa, kepemimpinan dan inisiatif

4.       Sentra seni

  • Tujuannya adalah  mengembangkan kemampuan seni rupa, seni bentuk, seni suara, seni musik, seni gerak dan kreativitas anak usia dini.
  • Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain yang dapat melatih kreativitasnya dalam:
  1. Seni rupa dan seni bentuk : menggambar, mewarnai, ekspresi warna, melukis, membentuk, kolase, mozaik
  2. Pra-menulis. Pengalaman motorik halus : menggunting, meronce, menganyam, mencocok, menjahit dan merobek.
  3. Seni suara dan seni musik : menyanyi, mengucapkan syair, bertepuk pola, membuat dan memainkan alat musik perkusi.
  4. Seni gerak : ritmik, senam, menari, dan pantomime

5.       Sentra Bahan Alam

  • Tujuannya adalah  mengembangkan kemampuan sains dan sensori motor anak usia dini.
  • Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk :
  1. mengenal konsep sains melalui percobaan-percobaan sains sederhana dan membuat ”experiment chart”
  2. mengenal konsep sain melalui proses memasak makanan / minuman dan membuat ”cooking chart”
  3. melatih sensorimotornya melalui eksplorasi dengan air, pasir, biji-bijian, tepung, batu, daun, kayu, kerang, tanah liat, dan bahan alam lainnya (bermain air, bermain pasir dan bermain bahan alam lain)
  4. berkarya dengan media air, pasir dan bahan alam (biji-bijian, tepung, batu, daun, kayu, kerang, tanah liat, dll)
  5. bekerjasama, kepemimpinan, kesabaran, keberanian dalam eksperimen sederhana.

6.       Sentra persiapan ABC (bahasa)

  • Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan keaksaraan atau literacy anak usia dini.
  • Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain yang dapat melatih kemampuan:
  1. mendengar : urutan kata, membedakan kata dengan suku awal / akhir yang sama, instruksi sederhana dan menceritakan kembali
  2. berbicara : menyebutkan identitas diri, bercerita dengan urut, bercerita dengan melengkapi kalimat (subjek, predikat, objek, keterangan), membuat gambar dan menceritakannya
  3. pra-membaca : mengelompokkan kata-kata sejenis, mengurutkan dan menceritakan gambar seri, membaca buku cerita dengan kalimat sederhana, menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya / gambar yang sesuai
  4. pra-menulis : membuat berbagai coretan, membuat tulisan tentang gambar yang dibuat, menulis kata bersuku awal sama, berhuruf awal / akhir sama, mencontoh tulisan

7.       Sentra Persiapan 123

  • Tujuannya adalah  mengembangkan kemampuan matematika, berpikir logis dan kritis anak usiadini.
  • Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal:
  1. konsep bilangan : urutan bilangan, membilang dengan benda, menghubungkan lambang bilangan dengan benda dan membedakan jumlah sama-tidak sama, lebih banyak-lebih sedikit
  2. konsep bentuk geometri: membuat bentuk geometri, mengelompokkan dan memasangkan benda tiga dimensi dengan bentuk geometri dan tangram
  3. konsep ruang : menyusun puzzle
  4. konsep ukuran : panjang, berat dan volume dengan alat ukur non standar dan standar
  5. konsep waktu : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, konsep waktu (hari ini, besok, …), dan kegiatan sehari-hari sesuai waktunya.
  6. konsep operasi bilangan : memahami konsep matematika sederhana, penambahan dan pengurangan dengan benda
  7. konsep urutan pola: membuat sendiri 2 sampai dengan  5 urutan pola dengan berbagai benda
  8. mapping dan problem solving : maze, membuat peta/maze sendiri
  9. grafik: mengumpulkan data teman satu kelas dengan menggambar dan mengklasifikasikannya

8.       Sentra agama

  • Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman tentang agama islam anak usia dini.
  • Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain keagamaan untuk:
  1. mengenal agama Islam : rukun Islam (syahadat, sholat, puasa, zakat, haji), rukun iman / akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rosul, kitab Allah, hari akhir), al-qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thoyyibah, akhlakul karimah, salam, …)
  2. praktik ibadah : wudhu, sholat, salam, mengucapkan kalimah thoyyibah, beraklakul karimah

9.       Sentra Inggris

  • Tujuan : meningkatkan kemampuan bahasa inggris anak usia dini melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.
  • Kegiatannya berupa :
  1. mengembangkan kosa kata anak/ Vocabulary
  2. mengucapkan instruksi sederhana dan pertanyaan sederhana
  3. menyanyikan lagu sederhana / Speaking
  4. mendengarkan cerita-cerita sederhana dengan melihat dan mendengarkan VCD yang berbahsa Inggris

Selain pendekatan BCCT tersebut di atas, di play group Alvi Hidayah dalam proses belajar mengajar juga menggunakan pendekatan pembinaan perilaku yang Islami secara intensif  melalui pembiasaan harian yang dilakukan secara rutin (mujahadah, membaca dan menghafal surat-surat pendek Al Quran dan doa-doa harian, serta penanaman aqidah akhlak). Selain itu teori dan praktik agama diusahakan terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran.

Pembentukan pribadi peserta didik dibimbing melalui pembiasaan-pembiasaan untuk melatih kemandirian, daya juang, kedisiplinan, pengendalian diri, dan emosi sosial.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan BCCT meliputi:

A.     Penataan lingkungan main, meliputi :

  1. Sebelum anak datang, guru menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai dengan rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok anak yang dibinanya.
  2. Guru menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya.
  3. penataan alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Artinya tujuan yang ingin dicapai anak selama bermain dengan alat main tersebut.

B.     Penyambutan anak

Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seorang guru yang bertugas menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya para orang tua/pengasuh tidak ikut bergabung dengan anak.

C.     Main pembukaan (pengalaman gerakan kasar)

Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan musik dan lain sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader yang lainnya menjadi peserta bersama anak (mencontohkan). Kegiatan main pembukaan berlangsung sekitar 15 menit.

D.     Transisi

  1. Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk  minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk mendidik (pembiasaan) kebersihan diri anak. Kegiatan bisa berupa cuci tangan, cuci muka, maupun buang air kecil di kamar kecil.
  2. Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing guru siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.

E.      Kegiatan inti di masing-masing kelompok

1.       Pijakan pengalaman sebelum main

  • Guru dan anak duduk melingkar. Guru memberi salam pada anak, menanyakan kabar anak-anak.
  • Guru meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini.
  • Berdo’a bersama, mintalah anak-anak secara bergilir siapa yang akan memimpin do’a hari ini.
  • Guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
  • Guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah membaca selesai, kader menanyakan kembali isi cerita.
  • Guru mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak.
  • Guru mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan.
  • Dalam memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan rencana belajar yang sudah disusun.
  • Guru menyiapkan bagaimana aturan main (digali dari anak), memilih teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
  • Guru mengatur teman main dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya, maka guru agar menawarkan untuk menukar teman mainnya.
  • Setelah anak siap untuk main, guru mempersilahkan anak untuk mulai bermain. Agar tidak berebut serta lebih tertib, guru dapat menggilir kesempatan setiap anak untuk mulai bermain, misalnya mendasarkan warna baju, usia anak, atau cara lainnya agar  lebih teratur.

2.       Pijakan pengalaman selama anak bermain.

  • Guru berkeliling diantara anak-anak yang sedang bermain.
  • Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat.
  • Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan oleh anak.
  • Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak. Pertanyaan terbuka artinya pertanyaan yang tidak cukup hanya dijawab ya atau tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak.
  • Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
  • Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman bermain yang kaya.
  • Mencatat yang dilakukan anak (jenis main, tahap perkembangan, tahap sosial dan lain sebagainya).
  • Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal di lembar kerja anak.
  • Bila waktu tinggal 5 menit, kader memberitahukan kepada anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan mainnya.

3.       Pijakan pengalaman setelah bermain.

  • Bila waktu bermain habis, guru memberitahukan saatnya membereskan. Membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan dengan melibatkan anak-anak.
  • Bila anak belum terbiasa membereskan, guru bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
  • Saat membereskan, guru menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya.
  • Bila bahan main sudah dirapikan kembali, satu orang pendidik membantu anak membereskan baju anak (menggantinya bila basah), sedangkan kader lainnya dibantu orang tua membereskan semua mainan hingga semuanya rapi di tempatnya.
  • Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama guru.
  • Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, guru menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya (memperluas perbendaharaan kata anak).

F.      Makan bersama

  1. Mengusahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan berupa kue atau makanan lainnya yang dibawa oleh masing-masing anak. Sekali dalam satu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi.
  2. Sebelum makan bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada, tanyakan siapa yang mau memberi makan pada temannya (konsep berbagi)
  3. Guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan yang kurang baik.
  4. Jadikan waktu makan bersama sebagai pembiasaan tata cara yang baik (adab makan).
  5. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.

G.     Kegiatan penutup

  1. Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, guru dapat mengajak anak menyanyi atau membaca puisi. Guru menyampaikan rencana pertemuan berikutnya dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing.
  2. Guru meminta anak yang sudah besar secara bergliran untuk memimpin do’a penutup.
  3. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, urutan nama, usia atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.

Satu tanggapan untuk “Pendekatan BCCT

  1. salam kenal dari KB SATAP margoyoso Pati,
    saya menginginkan kurikulum /materi pembelajaran buat kelompok bermain kami yang berada di pati karena dari kami banyak keterbatasan baik dari segi pendidik tidak berlatar belakang pendidikan S1 PAUD dan media bermain dan saya minta solusi dari saudara.
    terima kasih
    niniklestari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *