beberapa konsep pengajaran  yang  biasa  diterapkan di tahap pengajaran pra sekolah :[1]

  • Holistic education

Banyak pakar pendidikan menyatakan bahwa pendidikan seyogyanya dipahami sebagai seni menanamkan dimensi moral, emosi, fisik, psikologi dan spiritual dalam perkembangan anak. Pemikiran holistic meliputi keseluruhan dimensi dan integrasi banyak tahap dari pemahaman dan pengalaman anak dibanding sekedar penemuan pemahaman anak pada satu hal saja. Pendidikan holistic bertujuan untuk mengembangkan penghormatan intrinsik pada kehidupan dan cinta belajar. Cara yang dilakukan adalah berupa memunculkan rasa cinta lingkungan dan mendorong kreatifitas anak.

  1. Kumon

Metode Kumon yang ditemukan di Jepang pada tahun 1954 ini menekankan pada motivasi diri agar anak tidak tergantung pada orang lain untuk belajar. Program ini difokuskan pada pembentukan ketrampilan anak dalam kemampuan berbahasa, matematika dan lainnya berdasarkan kesadaran akan kebutuhan diri sendiri. Anak dilatih juga untuk belajar dari kesalahan yang dibuatnya dengan bimbingan instruktur sehingga anak tidak takut untuk belajar sesuatu dan percaya diri.

  • Montessori

Konsep pengajaran yang ditemukan oleh pakar pendidikan anak usia dini, Dr. Maria Montessori, ini didasarkan pada potensi dan karakter anak sesuai perkembangan usianya. Secara normal setiap anak memiliki karakteristik untuk suka mencari tahu, konsentrasi spontan, mulai memahami realita, suka ketenangan dan bekerja sendiri, memiliki rasa posesif, ingin melakukan semuanya sendiri, patuh, independen dan berinisiatif, disiplin diri, spontan, serta ceria. Kesemua sifat ini dimiliki anak secara normal.

  • Multiple intelligence

Pendekatan pengajaran dengan konsep ini mendorong anak untuk mengeksplorasi kemampuan dan ketrampilan intelektualnya, seperti seni, berhitung, atau bahasa. Dasar dari pendekatan multiple intelligence ini adalah keyakinan bahwa setiap anak memiliki cara yang berbeda. Tiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dalam kemampuan inteleknya. Dalam konsep multiple intelligence ini terdapat tujuh kemampuan intelektual pada anak, yaitu verbal (bahasa), logical (matematika), visual, kinestetik dan musikal (ritme), interpersonal dan intrapersonal. Pendidik menggunakan pendekatan ini untuk mengakomodasi cara belajar dan kemampuan intelektual anak yang berbeda kurikulumnya.

  • Smart reader

Diciptakan oleh pakar pendidikan anak, Dr. Richard ong dan Dr. KH. Wang. Smart reader merupakan konsep belajar baru yang bertujuan untuk mengubah potensi anak menjadi sebuah prestasi. Metode ini dilakukan secara intensif dalam kelas kecil. Orang tua dapat memilih program intens yang sesuai untuk kebutuhan anaknya.

  • Thematic approach

Program ini tepat diterapkan pada anak pra sekolah untuk memberi pemahaman yang menyeluruh tentang suatu tema. Pengajaran iptek, seni, bahasa, konsep sosial dan matematika dapat diintegrasikan bersama dari sebuah tema yang dipilih. Anak dapat membuat hubungan dari sebuah tema mulai dari proses sampai hasilnya.

  •  The Glen Doman method

Glen Doman merupakan pendiri Institute for Achievement of Human Potential (IAHP) yang terkenal dengan konsep pengajaran berdasarkan tingkat perkembangan otak anak yang masih terbatas. Ia meyakini bahwa metode pengajaran konvensional sangat mengeksploitasi gairah anak untuk memiliki kemampuan pengetahuan dan ketrampilan lain. Berdasarkan usia anak memang memiliki keterbatasan yang tidak dapat dipaksakan. Seperti jika orang dewasa berkata denga berbisik, maka anak usia 18 bulan tidak akan memberi respon karena pendengarannya belum cukup berkembang untuk menangkap bisikan itu. Atau anak tidak bisa melihat dengan jelas  karena kemampuan visualnya belum sempurna untuk melihat gambar yang kecil. Maka sebaiknya anak disajikan gambar yang besar dengan warna yang terang. Metode ini dijalankan dengan menggunakan flashcards yang disertai petunjuk.

  • The Regio-Emillia method

Metode ini mulai dikenal pada tahun 1960-an di Itali dengan mendasarkan pada pemberdayaan anak untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Pengajaran dipusatkan pada panjang pendeknya masa belajar anak melalui eksplorasi pada suatu obyek dan anak memenuhi keingintahuannya tentang obyek itu hingga maksimal. Anak dilatih untuk mengamati sesuatu berdasarkan rencana belajar dan waktu yang telah disusun.

  • The Shichida method

Metode ini disebut juga right brain traning yang ditemukan oleh prof. Makoto Shichida. Ia meyakini bahwa 90 % pembentukan otak dilakukan sampai anak usia 6 tahun. Selama 40 tahun Shichida mengembangkan teknik untuk dapat menstimulasi sejak dini perkembangan otak kanan sebagai permulaan pondasi untuk kehidupan anak kelak. Dan pembentukan tersebut sudah dapat dimulai sejak anak berusia tiga bulan. Hal ini bisa dilakukan jika anak mendapat metode pengajaran yang tepat. Lima kemampuan yang ada di otak kanan juga berhubungan dengan lima kemampuan yang ada di otak kiri. Metode ini mengklaim bahwa kemampuan untuk melihat, mendengar dan membentuk suatu stimulus dapat diubah menjadi sebuah imej tertentu bagi anak. Metode ini membantu mengembangkan memori fotograf, kemampuan mengkalkulasi kekuatan mental, mengubah perasaan dan pikiran kedalam kata-kata, berhitung, simbol, kemampuan untuk menguasai bahasa asing dan membaca cepat.

  • Total child concept

Pengajaran ini diaplikasikan dengan pemberian pengajaran berbahasa, matetatika, musik dan penyelesaian masalah. Sebagai tambahan untuk memiliki ketrampilan sosial dan emosi agar dapat berpartisipasi sempurna dalam proses pembelajaran dan pergaulan sosial. Hal ini diimplementasikan melalui pelatihan kontrol diri, mengembangkan respek, suka menolong dan tidak mementingkan diri sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *